Kreativitas ModifikasiTank T-72 Suriah - Siboro Blog - Didera perang melawan banyak faksi sekaligus yang sudah
berlangsung lama dan berkepanjangan, diembargo oleh dunia Barat, namun musuh
semakin kuat. Fakta ini memaksa militer Suriah untuk pintar-pintar mencari cara
untuk menangkal ancaman musuh dengan persenjataannya yang semakin canggih saja.
Kreativitas Modifikasi Tank T-72 Suriah - Siboro Blog
Walaupun dibekingi oleh Rusia dan Iran, militer Suriah tidak
bisa begitu saja bergembira. Maklumlah musuhnya sangat banyak, mulai dari FSA
(Free Syrian Army), berbagai kelompok teroris bersenjata yang terafiliasi ke
ISIS dan Al Qaeda, sampai dengan para pejuang Kurdi-YPG yang memperoleh bantuan
dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Ini belum lagi menghitung negara-negara Teluk yang diam-diam
juga melancarkan proxy war melalui sejumlah kelompok pemberontak demi untuk
memerangi Iran yang membantu Suriah. Walaupun kelompok bersenjata tersebut
memiliki ideologi dan tujuan yang berbeda, tujuannya sebenarnya sama yaitu
menyaksikan kejatuhan rezim Bashar al Assad.
Militer Suriah yang setia kepada Assad sendiri mengalami
pertempuran yang brutal dan terus-menerus. Tidak hanya prajuritnya, armada tank
T-72 yang datang dari berbagai jenis pun nampak kewalahan menghadapi serbuan
senjata anti tank yang makin hari makin canggih saja.
Rudal dan roket antitank berhulu ledak ganda sudah jadi hal
jamak, dan dengan mudah mampu menjebol lapisan baja pada T-72. Sistem proteksi
berbasis balok reaktif Kontakt-2 pun bahkan bisa ditembus, dan suplai sistem
pertahanan tambahan ini juga terbatas sementara tempo operasi terus meningkat.
Ancamannya juga tidak main-main, satu kali hantaman dari
hululedak RPG-29 saja sudah dapat menembus dan menghancurkan T-72, sesuatu yang
tidak terbayangkan sebelumnya namun baru berhasil dibuktikan ancamannya di
Suriah. Siapa yang tidak takut dan moralnya jatuh saat harus bertugas dari
kabin tank yang sempit, terbatas pula pandangannya dari dunia luar, dengan
serangan yang bisa datang secara tiba-tiba dari segala penjuru? Siapapun jelas
tidak mau mati konyol begitu saja menyerahkan jiwa dan raganya secara gratis
untuk negara, tanpa ada kesempatan untuk melawan.
Militer Suriah pun tidak mau terus bergantung kepada dunia
luar. Pantang mengiba-iba dan tidak mau pasif menunggu di tengah keterbatasan
material maupun peralatan, mereka memikirkan cara yang tepat untuk melindungi
kendaraan lapis baja dari momok rudal antitank dengan hululedak ganda. Berharap
pada material komposit tahan hantaman seperti yang digunakan Barat jelas sudah
tidak memungkinkan, selain mahal, siapa yang mau menjualnya kepada Suriah?
Oleh karena itu, solusi pun dicari. Rudal antitank, mau
berhululedak HEAT (High Explosive Anti Tank) tunggal ataupun ganda, akan sangat
bergantung kepada titik dan jarak sentuhnya dengan permukaan logam untuk dapat
meledak dan menciptakan inti gas panas yang dapat melumerkan dan menembus baja.
Untuk menangkal hululedak yang bekerja dengan prinsip ini,
ciptakan saja dinding penangkal yang punya jarak cukup dari kulit asli
kendaraan, sehingga ketika impak terjadi di permukaan dinding penangkal
tersebut, maka inti panas akan terbentuk di udara bebas, menurunkan suhu dan
tekanannya sehingga sudah tidak berdaya ketika mencapai kulit asli dari
kendaraannya.
Dinding penahan ini disusun dengan konfigurasi pagar teralis
alias slat armour yang berjarak antara teralis satu dengan lainnya, yang selain
membuat bobot keseluruhan lebih ringan dibandingkan jika menggunakan pelat yang
berbentuk masif, juga mampu menjepit sumbu piezoelectric pada hidung hululedak
RPG-7 dan menjinakkannya seketika.
Bahan-bahannya pun mudah dicari dan ditemukan, tinggal
gunakan baja dari material konstruksi saja. Kurang canggih? Siapa bilang, AD AS
saja saat menurunkan kendaraan angkut pasukan 8x8 Stryker di Irak sampai
memesan kit slat armour ke Tata Steel untuk melindungi ranpur tersebut dari
ancaman RPG-7.
Slat Armour yang dipasang ke beragam kendaraan jelas akan
membuatnya terlihat seperti burung dalam sangkar, tetapi dengan tujuan berbeda.
Bukannya mencegah penghuni sangkar tersebut melarikan diri, tetapi lebih untuk
mencegah pengganggu dan predator dari luar untuk ngelurug masuk dan menerkam
awak tank dan menghancurkan tanknya sendiri, yang sangat berharga karena suplai
tank baru yang dikirim oleh Rusia jumlahnya juga terbatas.
Yang harus jadi perhatian adalah bobot tank yang akan naik
secara signifikan, tetapi cukup sebanding dengan dampak positif yang diperoleh.
Selain itu, unsur akselerasi menjadi faktor yang kurang dibutuhkan dalam
pertempuran kota, mengingat sempitnya ruang bermanuver. Meningkatnya pertahanan
tank lebih dipandang perlu dibandingkan kemampuan akselerasi tank itu sendiri.
Eksperimen Mandiri
Divisi lapis baja ke-4 Suriah yang elit pun akhirnya
bereksperimen dengan membuat konfigurasi slat armour untuk T-72 pada musim
panas 2014 dan dikerjakan oleh depot perbaikannya secara internal. Depot
perbaikan Divisi lapis baja ke-4 ini berlokasi di Adra, sebelah Utara Damaskus
sehingga T-72 yang dimodifikasi oleh depot ini dikenal juga sebagai T-72 Adra.
Sejumlah T-72M1, baik itu eks Rusia maupun eks Cekoslowakia
milik AD Suriah yang tidak menerima paket Kontakt diberikan paket modifikasi
ini. Konfigurasinya saat percobaan pertama ini adalah gabungan antara slat
armour dan chain armour. Bagian kubah yang rawan menerima perlakuan berupa
penambahan pelat baja yang terpasang tegak dan diikat dengan rangka dengan
teknik pengelasan, kemudian pada bagian terluar barulah kisi-kisi jeruji rangka
dipasang.
Jadi sebelum menyentuh kulit asli kubah, rudal antitank harus
bekerja keras menembus dua lapis proteksi terlebih dahulu. Pelat dipasang penuh
mengelilingi kubah kecuali pada bagian optik bidik yang dibiarkan terbuka tanpa
pelat, tetapi masih dilindungi jeruji.
Bagian hull dan sisi belakang menerima perlindungan berupa
puluhan bandul yang terpasang menggantung dengan rantai baja membujur dari sisi
kiri sampai sisi kanan, melindungi roda rantai sampai ke glacis. Konfigurasi
proteksi semacam ini pernah digunakan pada tank Israel Merkava Mk2 dan Mk3, dan
dipercaya efektif menghalau serangan roket antitank.
Sementara untuk bagian samping dipasangi dengan lapisan
hollow armor tambahan berupa pelat baja yang disusun dengan ruang kosong antar
pelat sehingga apabila terkena rudal antitank maka gas dan inti panas dari rudal
dapat mengembang pada ruang tersebut. Di bagian terluar masih diimbuhi lagi
dengan slat armor yang memanjang dari depan sampai ke belakang, memanjang
menutupi skirt.
Hasil modifikasi ini kemudian diujicoba ke wilayah Jobar,
Damaskus, menghadapi pemberontak FSA untuk mengetahui keefektifannya. T-72M1
Adra ditugaskan untuk merebut salah satu blok yang dikuasai oleh FSA di dekat
jalan raya, dan maju dengan dukungan artileri.
Sialnya, misi ujicoba ini tidak berlangsung baik dan bahkan
salah satu T-72M1 yang dimodifikasi mogok dan terpaksa ditinggalkan awaknya.
Satu T-72M1 lainnya malah berhasil dihancurkan melalui tembakan dari arah atas
atau depan, jelas sistem proteksi bandul dan rantai yang diharapkan efektif
ternyata tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan.
Depot perbaikan Adra pun segera melakukan penyempurnaan pada
karyanya, dimana bandul dan rantai tersebut digantikan dengan pelat baja dengan
desain berbentuk penampang segitiga memanjang dengan ruang hampa di dalamnya,
yang menempel ke rangka. T-72M1 Adra ini kemudian ditugaskan lagi ke Jobar,
Ghouta Timur, dan juga Aleppo dimana pertempuran berlangsung dengan sangat
sengitnya.
Kit baru hasil penyempurnaan ini memang masih belum efektif
sepenuhnya dalam menangkal rudal antitank, tetapi setidaknya satu T-72M1 Adra
berhasil bertahan dari gempuran beberapa hululedak RPG-7 saat beroperasi
memberantas teroris di Ghouta Timur. Baca Juga : ( Moskow : Kontrak Pengiriman Su-35 Dilakukan Tahun ini - Siboro Blog ).
Di luar T-72M1 Adra, sejumlah kesatuan lain di dalam AD
Suriah yang juga mengoperasikan T-72 juga melakukan upgrade atas T-72M1, T-72A,
dan T-72 TURMSnya dengan konsep yang serupa tetapi eksekusi yang berbeda-beda.
Ada yang menggunakan slat armor hanya untuk menutupi bagian mesin saja untuk
menghindarkan mobility kill, ada yang menggunakan slat armor murni tanpa adanya
lapisan pelat baja tambahan. Ada pula yang merasa cukup dengan menempelkan
pelat baja saja, tanpa slat armor. Apapun pilihannya, sah-sah saja, namanya
juga usaha untuk bertahan hidup sampai esok hari menjelang.
Demikian Artikel, KreativitasModifikasi Tank T-72 Suriah - Siboro Blog, Apabila menurut Anda, artikel
ini bermanfaat bagi orang lain, Mohon untuk di Share. Terima Kasih.
0 komentar:
Posting Komentar