https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj8KWjHv5u-awuhlA_pWpPpLnKj-a1t-0D8TleD9tTHZCrIo5nB9iQz9Ee8cZhKhGgvKwp0vRFjQ2hmGaA3bUVotlqcrv0xiw7HeQ_B4nnbWgNtwN9Hl8RrwDR7ip7tuWGTuWcygwZxCdGV/s1600/ignielcom.png106660612706164 https://developers.facebook.com/tools/debug/sharing

Firman Tuhan, Legalisme Agama - Siboro Blog

Posted By siboroblog on Senin, 15 Mei 2017 | Mei 15, 2017


Firman Tuhan, Legalisme Agama - Siboro Blog

Markus 2:23-27

Legalisme adalah racun dalam praktik hidup beragama. Bagaimana tidak? Bagi orang legalistik, hukum dan perintah lebih penting daripada mempraktekkan kepedulian dan kasih kepada sesama. Seperti itulah yang dilakukan orang- orang Farisi dalam bacaan hari ini.

Markus mencatat bahwa orang-orang Farisi melihat Yesus dan murid-murid-Nya sedang berjalan dan memetik bulir gandum. Persoalannya bukan tidak boleh memetik bulir gandum (Lih. Ul.23:25), melainkan karena orang-orang Farisi menganggap tindakan tersebut sebagai perbuatan menuai dan itu dilakukan di hari Sabat di mana tindakan menabur dan menuai dilarang dilakukan (23-24. lih. Kel 34:21). Baca Juga : ( Firman Tuhan, Konsep Pelayanan Kristus - Siboro Blog ).

Dalam catatan Matius 12:1 dijelaskan bahwa para murid memetik bulir gandum karena kelaparan. Itu sebabnya Yesus meresponi sindiran orang-orang Farisi itu dengan menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh Daud dalam 1 Samuel 21:1-6 serta menegaskan bahwa ketentuan hari Sabat diberikan Tuhan demi kebaikan manusia (Mrk 2:27; bdk. Kel 20:8-11). Jika demi menjalankan Sabat, manusia menjadi tidak peduli untuk berbuat baik bagi sesamanya, berarti hal itu sudah melenceng dari tujuan Sabat diadakan. Kemudian, di hadapan orang-orang Farisi, Tuhan Yesus menegaskan diri-Nya sebagai Anak Manusia, yang adalah Tuhan atas hari Sabat (25-28). Ini mengacu pada Daniel 7:13-14 di mana Anak Manusia digambarkan sebagai figur Mesias yang pada akhir zaman diberikan otoritas, kuasa, dan kemuliaan oleh Allah untuk memerintah.

Marilah kita sungguh- sungguh menjaga agar jangan sampai hidup keagamaan membuat kita terjerumus ke dalam legalisme rohani dan membutakan mata hati kita terhadap kebutuhan orang- orang di sekitar. Segala aturan dan perintah diberikan Allah karena Ia mengasihi kita dan semua itu diberikan untuk kebaikan kita. Oleh karena itu, semestinya kita menjalaninya sebagai bukti kasih kita juga kepada-Nya, bukan semata- mata karena diwajibkan oleh agama yang dianut.

Demikian artikel Firman Tuhan, Legalisme Agama,  Apabila menurut Anda, artikel ini bermanfaat bagi orang lain, Mohon untuk di Share. Terima Kasih.


Blog, Updated at: Mei 15, 2017

0 komentar:

Posting Komentar

Label

Bercam (35) Bisnis (9) Budaya (11) Firtu (73) Kesehatan (81) Musik (60) properti (55) telco (10) Tips (36)
Diberdayakan oleh Blogger.
/* script Youtube Responsive */